Lakon Remaja
POTRET
SINGKAT ANJAL
Karya DENY INDRA HIMAWAN
( Terinspirasi dari “Shymponi Anak Jalanan” Karya IGN Arya Sanjaya)
Dramatic Personae
Jenong diperankan oleh Bagus = pengamen
Jarwo = pengamen
Jendro = pengamen
Abdul = petugas
Nasir = petugas
Dan = komandan
Emak = Emak Abdul
Lagu Symphoni Anak Jalanan
Kucoba-coba menapis madu
madu kutapis sengat kudapat
kucoba-coba menulis lagu
lagu kutulis uang kudapat
Jamane-jamane jaman edan
asyik jadi anak jalanan
walaupun susah mencari makan
namun tak pernah menjadi beban
Sungguh enak anak-anak jalanan
anak jalanan banyak kawannya
walau disaku uang tak ada
tetap berdendang tertawa-tawa
BABAK SATU
DI SEPANJANG TROTOAR JALAN DI IBU KOTA, TIGA REMAJA TANGGUNG, JENONG, JARWO DAN JENDRO SEDANG MENGAMEN.
JARWO SERING BERMIMPI, IA BERCITA-CITA TINGGI.
JENONG SANGAT ACUH DENGAN DIRINYA NAMUN PERCAYA DIRI.
JENDRO SENANTIASA MENEPUK-NEPUK PERUTNYA YANG SELALU KELAPARAN.
MEREKA MASUK DENGAN MENYANYIKAN SEBUAH LAGU BERIRAMA POP DIIRINGI BEBERAPA PROPERTY-MAN YANG SECARA SIMBOLYK MENJADI BENDA DAN SUASANA DITEMPAT ITU.
Lagu Pengamen
Langkahku semakin lelah berjalan menyusuri
Mondar-mandir di sela-sela mobil
nyanyi-nyanyi sampai suaraku sember
hilir-mudik di jalanan sampai bibir dower
andai saja kupunya rumah mobil juga
ku tak akan sengsara
andai saja kudapat hasil berjuta-juta
pasti aku traktir semua (2X)
( kepada penonton )
mau, mau, mau …
JENDRO
Dapat berapa kita hari ini ? sudah bisakah kita mengisi perut ?
JENONG
Sebentar, aku hitung dulu. ( Menghitung uang recehan, penghasilan mereka )
Ehm baru dapat 4 ribu rupiah.
JARWO
Ya lumayanlah recehan itu bisa memenuhi nafsu kita hari ini untuk menikmati nasi uduknya bude. (berpikir sejenak) Eh, kawan-kawan, tadi malam aku bermimpi kejatuhan durian !
JENONG
Benjol dong kepalamu. Jadi tambah lebar deh jidatmu yang mirip professor itu. Haha. Eh, Wo, jangan mimpi- mimpi melulu deh!
JARWO
Memangnya kenapa kalo aku mimpi ketiban durian ? toh, mimpi itu adalah bunga tidur yang tak bisa dipungkiri hadir dengan ketidakinginan kita sendiri disaat tidur lelap.
JENDRO
Ah kata-katamu sok iye banget Wo, kaya sarjana sastra aja kamu tuh. Kita jadi kebelet pingin durian dong ! Ah, keong sawah !
JARWO
Iya, mimpi dulu, nanti benerannya !! ibarat kata dari guru SD ku dulu “berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian”.
JENDRO
Dasar tukang mimpi ! wwoooo, gagang pintu !
JENONG
Sudah, sudah ! Eh, Wo, Ndro, lumayan juga penghasilan kita hari ini. Masih ada tambahan lagi nih, keselip di saku celanaku. hehehehe
JARWO + JENDRO
Jiiaaaah, Berapa Nong?
JENONG
11 ribu rupiah kawan-kawan.
JENDRO
Berarti kita bisa makan sama-sama sebungkus nasi kuah sayur dong …
JARWO
Iya bisa sih, tapi ingat kita juga harus setor ke penguasa wilayah ini, kalau tidak pasti wajah kita biru lagi.
TIBA-TIBA DUA ORANG PETUGAS DATANG DARI SEBUAH SISI PANGGUNG, BERGEGAS SAMBIL MENIUP PELUITNYA. SETELAH KEJAR-KEJARAN, AKHIRNYA ANAK-ANAK ITU TERPERANGKAP DI SALAH SATU POJOK.
ABDUL
Eh, eh, mau lari kemana kalian, hah ?
BERTIGA
Maaf pak, apa salah kami ?
NASIR
Sudah sering dikasih tahu masih bandel juga, memangnya kalian mau jadi jagoan ya?
JARWO
Ampun pak, kami sungguh tidak mengerti apa kesalahan kami.
ABDUL
Kalian dilarang ngamen di sekitar tempat ini, tahu !!
JENONG
Maaf pak, kami tidak tahu, pak ! habisnya tidak ada tulisan “dilarang ngamen disini”, adanya tulisan “dilarang buang samapah di area ini”.
NASIR
Dasar anak brekele, kamu … bisanya ngeles mulu. Pandai membual !
JENDRO
Betul pak, kami bener-bener tidak tahu. Baru pertama kali ini kita bertiga ngamen disini !
ABDUL
Baru pertama-baru pertama, eh, kalian kira kita berdua buta apa ? Sudah sering aku lihat kalian pada genjrang-genjreng di sekitar sini …
JARWO
Barangkali bukan kami, pak !
NASIR
Pokoknya aku tidak mau tahu, yang jelas malam ini kalian bertiga yang kami tangkap. Sekarang, ayo ikut ke kantor. Ayo cepat, cepat, cepat …!!
BERTIGA
Tapi pak, bukan kami, sungguh bukan kami …
KETIGA ANAK ITU DIGIRING OLEH PETUGAS, MEREKA SEMUA KELUAR.
KEMUDIAN MASUK ADEGAN TUKANG SAPU DI JAKARTA DENGAN SERAGAM ORANGE. (FEEDOUT, MELIHAT KE UFUK BARAT SEJENAK, KEMUDIAN MELIHAT JAM, LALU TERBURU-BURU SEAKAN MENGEJAR WAKTU SEBELUM SENJA).
BLACKOUT, BLACKMAN MASUK MEMBAWA PROPERTY, DIIRINGI INSTRUMEN MUSIK MENGGEBU GEBU.
BABAK DUA
KEESOKAN HARINYA DI KANTOR PETUGAS. JARWO, JENDRO DAN JENONG DUDUK DI BALIK JERUJI BESI, DUA PETUGAS, ABDUL DAN NASIR BERJAGA DILUAR PINTU. ABDUL DUDUK DI BELAKANG MEJA, SEMENTARA NASIR BERDIRI MONDAR-MANDIR DENGAN PENTUNGAN DAN GEMBOK DI TANGANNYA.
JENDRO
Lapar pak…
NASIR
Diam ! jangan ngeluh !
JENONG
Saya kangen rumah pak…
NASIR
Kalau saya bilang diam ya diam, jangan berontak kalian !
JARWO
Apa semua anak jalanan diperlakukan seperti ini pak ? bahkan kami tidak tahu apa salah kami ? kami mengamen untuk menyambung hidup, karena kami pikir ini lebih halal daripada mengambil milik orang lain yang bukan haknya. Bahkan seorang pelacur pun memiliki tujuan mulia dibalik pekerjaannya yang haram.
ABDUL
Kalian ini rewel sekali ! kalau disuruh diam ya diam. Kami mau berunding dulu.
KEDUA PETUGAS ITU SALING BERUNDING DAN MENDAPATKAN SEBUAH KEPUTUSAN.
NASIR
OK, karena kami sudah dapat data diri kalian, dan telah berunding untuk berpikir pemecahan solusinya, maka kalian bertiga akan dibebaskan. Tapi ingat, jangan sekali-sekali kulihat lagi kalian ngamen di tempat itu lagi. Berisik tahu !! bukannya apa-apa, Bapak pejabat yang rumahnya dekat situ empet matanya ngeliatin kamu-kamu semua… ngerti, nggak !!
BERTIGA
Ngerti bang, eh, pak !
IWO
Tapi pak, apa gunanya kita dibawa kemari jika hanya ditanya-tanya tentang kartu identitas ? kenapa tidak ditempat kemarin kita ditangkap ? apa ini hanya alibi agar terlihat sudah bekerja menjalankan tugas ?
TIBA-TIBA TELEPON BERDERING, ABDUL MENGANGKATNYA. TERDENGAR SUARA KOMANDAN MEMANGGILNYA MENGHADAP KEMEJANYA.
KOMANDAN
Dul, harap segera datang keruangan saya !
ABDUL
Siap, komandan. ( pergi ke meja komandan, yang ada di ruangan itu juga, di atas level yang agak ditinggikan )
ABDUL
Siap, menjalankan tugas komandan !
KOMANDAN
Duduklah.
ABDUL
Terima kasih, ‘dan !
KOMANDAN
Begini Dul, aku sedang bingung nih. Hari ini anakku yang nomor dua akan berulang tahun. Dan kami ingin sedikit ada perayaan di rumah, karena dia ingin mengundang beberapa temannya. Selain makan-makan ala kadarnya, aku juga minta seorang pemusik, organ tunggal untuk memeriahkannya. Tapi dasar apes, tadi pagi dia telpon, katanya nggak bisa tampil karena bapaknya meninggal. Nah, aku jadi bingung mencari gantinya ? Kira-kira kamu punya kenalan yang bisa nyanyi nggak ?
ABDUL
Kenalan ? Rasanya tidak ada komandan, tapi saya bisa ‘Ndan walaupun hanya sering bernyanyi di kamar mandi.
KOMANDAN
Oh tidak bisa, saya tahu betul bagaimana kamu. Bukannya jadi meriah pestanya tapi malah hancur. Yasudah, tolong secepatnya carikan pengganti pemusik itu !
ABDUL
Baik komandan, laksanakan. ( Hendak berbalik, tiba-tiba ingat sesuatu ) Maaf komandan, bagaimana kalau pengamen yang kami tangkap tadi malam saja kita suruh tampil di rumah komandan ?
KOMANDAN
Pengamen ?
ABDUL
Iya, komandan !
KOMANDAN
Kamu meremehkan saya ? masa seorang komandan gagah ini memeriahkan ultah anak kesayangan dengan mengundang pengamen ? ada-ada saja kamu Dul !
ABDUL
Maaf komandan, bukan maksud saya seperti itu.
KOMANDAN
Memangnya kamu menangkap pengamen itu dimana ? apa mereka mengganggu, sampai-sampai kalian menangkapnya ?
ABDUL
Di depan rumah boss, komandan. Ya kan komandan sendiri yang berpesan kalau ada pengamen yang seperti preman, segera ditangkap.
KOMANDAN
Oh, begitu. Ehm, boleh juga. Tapi apa mereka bisa bernyanyi dengan baik ? Jangan-jangan mereka hanya bisa nyanyi sepotong-sepotong saja, kan di jalan mereka nggak pernah nyanyi utuh ?
ABDUL
Oh ya, ya ? Tapi bagaimana kalau kita test saja mereka, komandan ?
KOMANDAN
Maksud kamu ?
ABDUL
Ya, kita suruh mereka menyanyikan sebuah lagu, yang utuh tentu saja. Nah, kalau komandan anggap layak, kita tampilkan mereka di rumah komandan.
KOMANDAN
Wah, bagus juga ide kamu. Hahaha tidak sia-sia ku manggil kamu kemari. Dimana mereka Dul?
ABDUL
Di ruangan sebelah, komandan. Sedang diberi pengarahan oleh Nasir.
KOMANDAN
Kalau begitu mari kita temui mereka. ( mereka berdua pergi ke ruang sebelah ).
NASIR
Siap, selamat pagi komandan ! (hormat)
KOMANDAN
Pagi, semua baik-baik saja Sir ?
NASIR
Baik, komandan.
KOMANDAN
Mana pengamen itu ?
NASIR
Mereka komandan. (menunjuk Jendro, Jarwo, dan Jenong).
KOMANDAN
Lhooo, ternyata mereka masih bocah ? (kaget).
Abdul, katamu tadi pengamennya preman yang kamu tangkap? (menyalahkan Abdul).
ABDUL
Maaf komandan, ya untuk sekarang mereka belum jadi preman, siapa tahu kelak ia menjadi pengamen seperti preman ?
KOMANDAN
Ah yasudahlah, dasar petugas gemblung !
NASIR
Maaf ‘Ndan, tapi sedari tadi saya menjaga mereka dengan baik kok ‘Ndan.
KOMANDAN
Terima kasih. Begini Sir, tadi aku sudah cerita sama Abdul, aku butuh penyanyi untuk ulang tahun anakku nanti malam. Aku ingin bocah-bocah ini bisa tampil, tapi sebelumnya aku ingin mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu dulu. Sir, buka gembok nya !
NASIR
Siap, komandan ! ( terus mendekati para pengamen dan membuka gemboknya). Kalian bertiga, kalian betul-betul beruntung, kalian bertiga mendapat kesempatan yang bagus kali ini. Kalian diminta tampil dalam acara ulang tahun anaknya bapak komandan.
JENONG
Kami diminta tampil, wah kesempatan bagus nih kawan-kawan…
JARWO
Ya, betul ! selain itu kita juga terbebas dari tekanan batin di ruangan 3×4 ini.
NASIR
Tapi, tentu saja kalau kalian lulus test. Sekarang kalian diminta untuk bernyanyi di hadapan komandan. Ayo, nyanyikanlah sebuah lagu, lagu apa saja, yang penting enak didengar dan sopan, jangan lagu protes-protesan, awas kalau macam-macam !!
JENDRO
Baik, pak. Ayo kita nyanyikan sebuah lagu kawan.
JARWO
Iya, tapi lagu apa ?
JENDRO
Lagu pengamen kita saja !
JARWO
Jangan, itu lagu wajib pengamen, tidak etis jika dinyanyikan di acara ulang tahun.
JENONG
Bagaimana kalau lagu plesetannya kang Harry itu ?
JARWO
Jangan, itu masuk kategori lagu protes, kan nggak boleh katanya.
JENDRO
Kalau begitu, lagu ( Happy Bday ) saja !
JARWO
Ya, ya, lagu itu aja, tapi kamu hafal nggak ?!
JENDRO
Hafal dong …
JENONG
Oke, kalau begitu !! kami siap pak !
NASIR ( setelah mohon persetujuan komandan )
Baik, mulailah.
MEREKA BERTIGA MULAI MENYANYIKAN SEBUAH LAGU ( YANG JUDULNYA SUDAH DISEBUTKAN DIATAS ) YANG SESUAI DENGAN SITUASI SERTA KONDISI DI TEMPAT PEMENTASAN.
SELESAI NYANYIAN, KOMANDAN, ABDUL DAN NASIR BERTEPUK TANGAN.
Lagu Happy Bday
Happy Bday to you
Happy Bday to you
Happy Bday… happy Bday…
Happy Bday to you…
KOMANDAN
Bagus, bagus !! (bertepuk tangan)
ABDUL
Dahsyat, man ! (bertepuk tangan )
NASIR
Asyik asyik ! (bertepuk tangan )
KOMANDAN
Nah, sekarang bersiap-siaplah kalian. Biar kostumnya nanti diatur oleh Abdul dan Nasir. Ayo kita berangkat ( mereka keluar )
BLACKOUT, BLACKMAN MENGAMBIL PROPERTY, SEKALIGUS MENYEBAR SAMPAH AGAR TERLIHAT RUANGAN BERANTAKAN.
LAMPU NYALA DISUSUL ADEGAN PEMBANTU RUMAH TANGGA YANG SIBUK MEMBERSIHKAN RUANGAN. TANPA DIALOG HANYA EKSPRESI MENGELUH BERPIKIR ENAK YA JADI ORANG KAYA YANG SELALU BIKIN PESTA DAN ORANG LAINYANG MEMBERESKANNYA.
BLACKMAN MASUK MEMBAWA PROPERTY.
BABAK TIGA
ESOK HARINYA, DI KANTOR DUA PETUGAS, ABDUL DAN NASIR NGOBROL TENTANG PESTA ANAK KOMANDAN MEREKA TADI MALAM.
ABDUL
Eh Sir, Meriah banget ya pestanya tadi malam.
NASIR
Ya, makanannya enak-enak dan melimpah, teman-temannya komandan juga cantik-cantik dan seksi-seksi, wah, betah aku jadinya. Dan anak-anak itu juga nyanyinya nggak malu-maluin, kompak dan apik deh.
ABDUL
Ya, walau peralatan mereka sederhana, tapi penampilan mereka tetap memikat. Sampai semua yang hadir terpikat dan terkagum-kagum dibuatnya.
BENGONG SEJENAK
NASIR
Eh, kira-kira komandan datang nggak hari ini ?
ABDUL
Aku jamin, nggak bakalan. Halah, paling-paling dia sedang molor kecapaian !
( Tiba-tiba masuk sang komandan )
KOMANDAN
Siapa yang kamu bilang molor, Dul ?
ABDUL
Eh, itu komandan, ehm .. anak-anak itu, pengamen itu…tentu mereka kecapaian.
KOMANDAN
Oh ya, tapi dimana mereka, ya ?
NASIR
Kurang tahu, komandan.
KOMANDAN
Dimana kira-kira aku bisa menemukan mereka ?
ABDUL
Apa mereka sudah nyolong sesuatu dari rumah komandan ?
NASIR
Betul komandan, apa mereka sudah berlaku kurang senonoh di pesta tadi malam ?
KOMANDAN
Tidak, tidak. Kalian salah sangka. Tadi malam aku tidak melihat mereka pulang. Jadinya belum sempat mengucapkan terima kasih.
ABDUL
Oh, saya kira mereka tak tahu diri dan berbuat kacau.
NASIR
Ya, saya juga mengira mereka telah mempermalukan komandan di depan para undangan komandan.
KOMANDAN
Oh, tidak-tidak. Malahan tamu-tamuku banyak yang memuji mereka. Banyak diantaranya yang menanyakan dimana aku menemukan mereka. Dan sekarang aku mau minta tolong pada kalian berdua untuk menemui mereka.
ABDUL
Mereka disuruh tampil lagi, komandan ?
KOMANDAN
Tidak, aku hanya ingin menyampaikan ucapan terima kasihku pada mereka. Karena mereka telah tampil dengan baik dan dapat menghibur tamu-tamuku. Tolong sampaikan ini kepada mereka. ( Menyerahkan amplop ). Nah, aku pulang dulu, karena ada urusan yang harus kubereskan dulu, berkaitan dengan pesta tadi malam.
ABDUL + NASIR
Baik, komandan !
KOMANDAN
Tolong sampaikan kepada mereka sekarang juga ! (dengan nada tinggi seolah tak percaya)
ABDUL + NASIR
Siap, komandan !! (hormat) ( Komandan keluar )
ABDUL
Sir, ayo kita berangkat ..
NASIR
Ayo !!! ( mereka berdua keluar )
BLACKOUT
BLACKMAN MERENTANGKAN KAIN GAMBAR SETTING PANGGUNG
BABAK EMPAT
SEPOTONG TROTOAR DI SEBUAH JALAN, DI SEBUAH KOTA. ABDUL DAN NASIR BERJALAN MENCARI JENONG, JARWO DAN JENDRO. TERLIHAT KERINGAT MULAI MENITIK DI DAHI MEREKA, KARENA MENTARI MULAI MENINGGI. SAMBIL BERJALAN MEREKA MENDENDANGKAN POTONGAN LAGU.
ABDUL
Mengamen jangan mengamen
kalau tak pada tempatnya
mengamen boleh saja
asal dibagi dua …
NASIR
Huusss … (memberi kode untuk diam)
bertugas harus bertugas
tak boleh karena terpaksa
bertugas tentu saja
suka atau tak suka …
ABDUL
(mengusap keringat) Sir, kearah mana kita harus mencari mereka, ya ?
NASIR
Kesana !!
ABDUL
Kenapa kesana ?
NASIR
Karena disana ada warungnya si Inem, si janda sexy…
ABDUL
Dasar buaya kamu, ayo … ( mereka berjalan sebentar ) Wah, lumayan capek nih.
NASIR
Ya, kakiku juga mulai pegel nih.
ABDUL
Tapi kemana perginya anak-anak brekele itu, ya ?
NASIR
He-eh, kalau dicari menghilang bagai setan, nah kalau lagi nggak dicari, eh, malah ngibing di depan mata. Dasar apa tuh …, kata kamu ?
ABDUL
Brekele …
NASIR
Ya, brekele …
ABDUL
Tapi ngomong-ngomong, apa ya isi amplop itu ?
NASIR
Maksud kamu ?
ABDUL
Iya, amplop yang diberikan komandan untuk anak-anak itu.
NASIR
Huss, ini amanat tahu !!
ABDUL
Eeeh, aku kan cuma pengen tahu isinya doang.
NASIR
Iya, ya. Apa ya, kira-kira isinya ?
ABDUL
Makanya, buruan buka, biar kita tidak penasaran.
NASIR
Tapi dosanya kita bagi dua, ya ?!
ABDUL
Dosa-dosa, buruan ah !
NASIR
(Nasir mengeluarkan dan membuka amplop). Duit, isinya duit Dul !!
ABDUL
Berapa banyak ?
NASIR
( Nasir menghitung ) Satu juta, Dul !!
ABDUL
Satu juta ?! Wah banyak juga, ya !
NASIR
Iya, banyak …
ABDUL
Bagaimana kalau kita meminjamnya sedikit untuk sarapan ?
NASIR
Meminjam bagaimana maksud kamu ?
ABDUL
Ya, kita kan tidak mencuri atau merampoknya, kita hanya meminjamnya. Ya, hitung-hitung ongkos pengantaran. Nanti kalau kita ada rezeki kita kembaliin kepada mereka. Anu, ngomong-ngomong perutku sudah keroncongan, nih !!
NASIR
Boleh juga ide kamu. Tapi, dosanya kita bagi dua, ya ?!
ABDUL
Dosa-dosa, buruan ! ( Nasir mengambil 5 lembar 50 ribuan, segera dirampas oleh Abdul, kemudian dengan malu-malu dia mengambil 50 ribuan 5 lagi untuk dirinya)
KEMUDIAN, MASUK JENONG DAN JENDRO SAMBIL BERDENDANG. KEDUA PETUGAS ITU BURU-BURU MENYELIPKAN UANG KUTIPAN SERTA AMPLOP ITU KEDALAM KANTUNG BAJU MEREKA.
JENONG + JENDRO
La la la la la la la ala la,al hohoho lalala lilili
NASIR
Itu mereka, hai .. kalian !! ( mendengar teriakan itu, Jenong dan Jendro lari, terus dikejar oleh kedua petugas. Mereka lari keliling panggung )
ABDUL
Tunggu, tunggu dulu !! Kami datang bukan mau menangkap kalian …
JENONG
Terus, mau ngapain dong ?
NASIR
Mau ngasihin uang !!
JENDRO
Ngasih uang buat apa ? ( mereka berhenti berkejaran )
ABDUL
Kamu aja yang ngejelasin, Sir.
NASIR
Jadi begini, Bapak komandan ingin menyampaikan ucapan terima kasih ala kadarnya. Karena berkat penampilan kalian yang bagus, tamu-tamunya menjadi terhibur.
( Nasir menyerahkan amplop terus keluar bersama Abdul. Sementara Atet dan Kemal bengong, seperti nggak percaya dengan kenyataan yang mereka hadapi )
JENDRO
Duit ? Wah, berapa banyak isinya, ya ?
JENONG
( Mengeluarkan isi amplop )
Limaratus ribu…!!
JENDRO
Banyak amat ! Eh, Tet bagaimana kalau kita pinjam sedikit buat sarapan, perutku lapar nih !!
JENONG
Tapi ini amanat buat kita bertiga. Bagaimana kalau kita tunggu Jarwo dulu, sebentar lagi pasti dia datang. Nanti kita sarapannya sama-sama, bagaimana ?! ( Jarwo masuk ) Tuh, Jarwo sudah datang.
JARWO
Maaf friends, aku kebelet tadi. Tapi sekarang sih sudah lega, kita berangkat ?
JENONG
Wo, tadi petugas yang menangkap kita kemarin datang kemari. Komandannya menitipkan duit buat kita …
JARWO
Duit, berapa banyak ?!
JENDRO
Limaratus ribu.
JENONG
Nah, ini uangnya. ( menyerahkan amplop ).
JARWO
Baik juga hati komandan itu, ya ?!
JENONG + JENDRO
Ya !!
JARWO
Tapi tak layak anak anak seperti kita mendapat uang sebesar ini, ini terlalu banyak buat kita. Harusnya kita yang berterimakasih kepada Pak komandan, berkat beliau kita bebas dari kurungan petugas itu. Jadi lebih baik, kita kembalikan amplop ini kepada Pak komandan. Setuju ga kalian ?
JENONG + JENDRO
- Wah kamu bener-bener baik, Wo.. ( mereka berjalan)
(Pak komandan masuk, dengan berpakaian olahraga karena sedang jogging.
KOMANDAN
Loh kalian ada disini ?
JENONG + JENDRO
Iya pak…
JARWO
Niatnya sih kami ingin berkunjung kerumah bapak, eh malah ketemu disini, kebetulan sekali, Alhamdulillah, sesuatu banget ya pak..
KOMANDAN
Memangnya ada perlu apa kalian mencari saya ? haha, apa kurang upah dari saya ? kalau begitu besok saya tambah lagi, karena anak saya benar-benar senang melihat pertunjukkan kalian.
JENONG
Wah ditambah lagi, mantap !
JENDRO
Asyik asyik !
JARWO
Oh tidak tidak, bukan begitu, pak. Justru kami malah ingin mengembalikan pemberian bapak ini. Bukan maksud kami menolak, tapi kami sudah sangat berterimakasih karena bapak telah membebaskan kami. Lagipula uang limaratus ribu ini terlalu banyak buat anak seusia kami pak…
KOMANDAN
Apa ???? Lima ratus ribu ??? (kaget)
BERTIGA
(Menunduk takut) iya pak, kok bapak jadi marah ?
KOMANDAN
Oh tidak, tidak apa2., yasudah, sekali lagi saya ucapkan terimakasih ya. Uang di amplop itu simpan saja buat kalian, tidak perlu dikembalikan, anggap saja itu rejeki kalian nak. Kalian boleh pergi.
BERTIGA
Terimakasih pak…
KOMANDAN
(ekspresi marah) Abduuulll…. Nassiiiirrr !!! awas kalian !!!
(berjalan memutari panggung )
(Abdul dan Nasir masuk dengan kostum satpol PP nya)
Nah itu dia, Abdul, Nasir, kesini kalian, CEPAT…!!!!
BLACKOUT
BABAK LIMA
MASIH DISUASANA JALANAN. NAMUN JALANAN SEPI DAN KOSONG.
ABDUL
Sialan juga ketiga bocah itu !!!
NASIR
Ya, harus kita beri pelajaran tu anak !!!
(Jarwo berjalan masuk sendiri, karena Jenong dan Jendro sedang beli nasi bungkus).
ABDUL
Itu dia !!, Sir, Amankan Jalan, akan aku selesaikan bocah ini !!
NASIR
Ok Dul, cepetan jalanan sekarang sepi.
(Jarwo ditubruk Abdul. Dengan amarahnya Abdul langsung memukuli Jarwo hingga mengeluarkan banyak darah dan tewas).
NASIR
Dul, ada suara langkah kaki, cepat kita kabur !!
(Abdul dan Nasir lari ke wing kanan kemudian Jenong dan Jendro masuk dari wing kiri).
JENONG + JENDRO
Jarwooooo….. tidak… (menghampiri jarwo yang sudah tergeletak terbujur kaku, sambil berteriak teriak minta tolong diiringi instrument music sedih kematian)
BLACKOUT.
ADEGAN PEMAKAMAN, BLACKMAN MASUK MEMBAWA FOTO JARWO, DAN NISAN BERTULISKAN JARWO BIN ABDULLAH., SETTING PANGGUNG BERUBAH DISUASANA HENING PEMAKAMAN.
JENONG DAN JENDRO DENGAN KOSTUM SERBA HITAM BERDOA DIATAS NISAN JARWO. DIIRINGI INSTRUMEN SEDIH.
BLACKOUT
BLACKMAN MEMBAWA KELUAR PROPERTY.
BABAK ENAM
PAGI HARI DI KANTOR KOMANDAN MEMBERI ARAHAN KEPADA PETUGAS PETUGASNYA.
KOMANDAN
Disini saya akan menyampaikan hal penting, mohon sekiranya dicatat bila perlu.
Pertama, saya dengar salah satu anak jalanan yang baik itu meninggal karena dipukuli oleh 2 orang yang tak dikenal, jadi saya harap, kalian cari siapa pelakunya. PAHAM ???
ABDUL + NASIR
Siap Komandan. Paham.
KOMANDAN
Kedua, akhir akhir ini saya sering melihat pedagang asongan dan pedagang kaki lima yang baru baru berkeliaran di jalan protokol. Harap di razia dan di cek identitas mereka. MENGERTI ????
ABDUL + NASIR
Siap komandan. Mengerti.
KOMANDAN
Yasudah, laksanakanlah !
ABDUL + NASIR
Siap komandan, laksanakan ! kami permisi komandan.. (hormat)
BLACKOUT
BLACKMAN MENGGANTI SETTING PANGGUNG SUASANA JALANAN.
KETIKA LAMPU HIDUP, DI PANGGUNG TERDAPAT BEBERAPA PEDAGANG ASONGAN DAN PENGAMEN. IBU TUA YANG MENJAJAKAN DAGANGANNYA.
SALAH SATU DARI MEREKA BERTERIAK “RAZIA RAZIA RAZIA”
ABDUL DAN NASIR MASUK DENGAN MEMBAWA PENTUNGAN DAN PELUIT. SEMUA PEDAGANG DAN PENGAMEN LARI KECUALI IBU TUA RENTA ITU.
Kondisikan suasana.
(Abdul kaget ketika melihat sosok ibunya yang berada disitu dan menjadi salah satu dari sekian musuh satpol PP)
ABDUL
Emaaakk…
EMAK ABDUL
Iya nak, akhirnya emak menemukanmu juga.
ABDUL
Emak sedang apa disini ?
Maafin Abdul yang sudah lama tidak pulang mak. Abdul kangen emak, tapi Abdul belum ada uang untuk pulang kampung.
EMAK ABDUL
Iya nak, emak ngerti. Di Jakarta memang susah mencari uang. Kebanyakan berpikiran bahwa Jakarta adalah ladang uang, tapi itu bagi yang mempunyai ketrampilan. Jika ke Jakarta hanya modal nekat dan mengadu nasib, ya pasti akan sengsara. Emak pergi ke Jakarta bukan untuk itu, tapi untuk menyusul adik kandungmu yang sekarang sudah remaja. Dia nekat ke Jakarta untuk mencarimu, mencari seorang kakak yang bisa memimpin keluarga semenjak Ayahmu meninggal 10 tahun silam.
ABDUL
Iya mak, Abdul kangen sama adikku yang dulu sempat aku gendong semenjak umur 2 tahun. Sekarang dimana dia mak ? bagaimana keadaannya ? apakah tumbuh gagah seperti almarhum bapak ? jika ketemu, aku akan peluk dia mak. Walaupun dulu aku marah ketika dia ngompol dipangkuanku, tapi ternyata itu malah jadi kenangan tak terlupa bersama dia, Mak.
EMAK ABDUL
Jangan sedih nak, seharusnya kamu bahagia karena sekarang kita sudah bertemu lagi, dan sebentar lagi kamu akan bertemu dengan adikmu. Mari kita cari bersama-sama. Dan kita akan berkumpul lagi dalam satu keluarga yang penuh kasih.
(emak memeluk Abdul sejenak)
Ini Nak, (emak mengeluarkan potret sosok remaja), lihatlah . ini adalah foto adikmu, Nak. Mari kita cari bersama-sama…
ABDUL
Jarwo ??? Tidaaaaaaaak …..
FEED OUT, INSTRUMEN SEDIH, BLACKOUT.
SELESAI
Jakarta, Oktober 2011.
BIODATA PENULIS
NAMA Deny Indra Himawan
ALAMAT Jl. Swadaya 1. Pejaten timur RT 16 RW 09. Pasar minggu.
Jakarta Selatan.
Telp. (021) 7821037
Leave a Reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.